MAKALAH KIMIA KLINIK
TEST FUNGSI HATI / LIVER
FUNCTION TEST
KELOMPOK 12 :
Nila putri
w
: 28
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………....02
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………….03
BAB I
PENDAHULUAN
………………………………………………………………………..04
BAB II
A. HATI / LIVER………………………………………………………………………...05
B. PENYAKIT HATI / LIVER………………………………………………………......05
C. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT………………………………………………..06
D. TEST FUNGSI HATI………………………………………………………………....07
E. MAKNA HASIL TEST FUNGSI HATI……………………………………………...08
F.
PERAWATAN PENYAKIT………………………………………………………….11
G. CONTOH HASIL LABORATORIUM HATI YANG NORMAL…………………..12
LAMPIRAN GAMBAR……………………………………………………………………..14
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………..16
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya kami selaku penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini. Karya tulis ini dibuat sebagai salah satu tugas
prasyarat. Dengan karya tulis ini penulis berharap mampu berbagi ilmu
khususnya di bidang kimia klinik
untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan
oleh penulis.
Dengan karya tulis ini
penulis juga berharap dapat mengembangkan ilmu dan wawasan penulis,
sehingga baik penulis ataupun pembaca akan mendapat manfaat yang positif dari
karya tulis ini. Karya tulis ini dipersembahkan
khusus untuk rekan-rekan analis kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kompetensi dalam topik yang akan disampaikan penulis.
Karya tulis ini tidak lepas dari
kerjasama dari banyak pihak yang terlibat, oleh karena
itu penulis mengucap terima kasih untuk
semua pihak yang terkait dalam
pembuatan karya tulis ini. Penulis sangat menyadari
bahwa karya tulis ini jauh dari
kesempurnaan karena itu penulis dengan
tangan terbuka menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
1.1 Liver adalah istilah kedokteran untuk hati.
1.2 Tes fungsi hati atau lebih dikenal dengan liver panel atau liver
function test adalah sekelompok tes darah yang mengukur enzim atau
protein tertentu di dalam darah.
1.3 Tes fungsi hati umumnya digunakan untuk membantu mendeteksi,
menilai dan memantau penyakit atau kerusakan hati.
1.4 Pengetahuan tentang tes fungsi hati dan hal-hal yang berkaitan denganya sangat diperlukan oleh seorang analis
laboratorium untuk meningkatkan kompetensinya.
2. Tujuan
2.1 Untuk meningkatkan wawasan penulis dan pembaca.
2.2 Untuk meningkatkan kompetensi keahlian, ketrampilan, dan pengetahuan
seorang analis kesehatan khusunya dalam bidang kimia klinik dengan topic test fungsi
hati, pemeriksaannya, dan hal-hal
yang bersangkutan dengannya.
2.3 Untuk
memenuhi tugas yang diberikan.
BAB II
ISI
A.
HATI (
LIVER)
Liver adalah
istilah kedokteran untuk hati. Penyebab
sakit liver itu bermacam-macam, bisa dikarenakan virus, bisa dikarenakan
keracunan dan hal ini akan mengakibatkan peradangan. Peradangan yang terjadi
pada hati disebut dengan Hepatitis. Apapun jenis peradangannya istilahnya tetap
sama yaitu Hepatitis.
Hati
memiliki fungsi utama yaitu sebagai Filter Darah. Darah yang beredar di tubuh
kita akan dibersihkan dan disaring dari bahan-bahan beracun yang masuk ke tubuh
melalui makanan atau pernafasan.
Dalam pekerjaannya, hati kita
membuat beberapa produk, termasuk jenis protein yang disebut sebagai enzim.
Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah. Tingkat produk
tersebut dapat diukur dalam darah.
Fungsi utama hati pada orang
dewasa :
- Menyimpan berbagai bentuk glukosa, vit B12, dan zat besi
- Penyediaan tenaga (zat gula) dan protein
- Pengeluaran hormon-hormon dan insulin.
- Pembentukan dan pengeluaran Lemak dan Kolesterol
- Penyaring dan pembuang bahan bahan beracun di dalam darah mealalui proses pembongkaran hemoglobin.
- Merubah amonia menjadi urea.
B.
PENYAKIT HATI / LIVER
Penyakit
hati adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit-penyakit
dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur dan
fungsi dari hati.
Jika hati
menjadi radang atau terinfeksi, maka kemampuan hati untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini jadi melemah. Penyakit hati dan
infeksi-infeksi disebabkan oleh suatu kondisi yang bervariasi termasuk infeksi
virus, serangan bakteri, dan perubahan kimia atau fisik di dalam tubuh. Penyebab
yang paling umum dari kerusakan hati adalah kurang gizi (malnutrition),
terutama yang terjadi dengan kecanduan alkohol.
Gejala-gejala
penyakit hati mungkin akut, terjadi tiba-tiba, atau kronis, berkembang perlahan
melalui suatu periode waktu yang lama. Penyakit hati kronis jauh lebih umum
daripada yang akut. Angka dari penyakit hati kronis dari laki-laki dua kali
lebih tinggi dari wanita. Penyakit hati dapat menjangkau dari ringan
sampai berat tergantung dari tipe penyakit yang hadir.
C.
TANDA DAN
GEJALA PENYAKIT
Gejala-gejala
sebagian tergantung dari tipe dan jangkauan penyakit hatinya. Pada banyak kasus, mungkin tidak terdapat gejala.
Tanda-tanda dan gejala-gejala yang umum pada sejumlah tipe-tipe berbeda dari
penyakit hati termasuk:
- Jaundice atau kekuningan kulit
- Urin yang coklat seperti teh
- Mual
- Hilang selera makan
- Kehilangan atau kenaikan berat tubuh yang abnormal
- Muntah
- Diare
- Warna tinja (feces)yang pucat
- Nyeri abdomen (perut) pada bagian kanan atas perut
- Tidak enak badan (malaise) atau perasaan sakit yang kabur
- Gatal-gatal
- Varises (pembesaran pembuluh vena)
- Kelelahan
- Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
- Demam ringan
- Sakit otot-otot
- Libido berkurang (gairah sex berkurang)
- Depresi
Penyakit parah yang jarang dari infeksi hati disebut acute fulminant hepatitis,
menyebabkan gagal hati. Gejala-gejala dari gagal hati :
- Aplastic anemia, suatu keadaan dimana sumsum tulang (bone marrow) tidak dapat membuat sel-sel darah
- Ascites, terkumpulnya cairan di dalam abdomen
- Edema atau bengkak di bawah kulit
- Encephalopathy, kelainan yang mempengaruhi fungsi-fungsi otak
- Hati yang membesar dan perih (sakit)
- Limpa membesar
- Perubahan dalam status mental atau tingkat kesadaran
D.
TEST FUNGSI
HATI
Kerusakan
pada hati yang disebabkan oleh penyakit dapat memungkinkan produk tersebut
masuk ke aliran darah dalam tingkat yang lebih tinggi. Jadi, tes yang mengukur
tingkat produk ini, yang disebut sebagai tes fungsi hati (liver function
test/LFT), dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada hati.
Bila dokter
mencurigai kita mempunyai masalah atau penyakit hati, dia akan meminta kita
melakukan tes fungsi hati untuk membantu diagnosis. Kemudian, tes fungsi hati
dapat dilakukan untuk memantau hati kita, untuk melihat apakah kerusakan dapat
menjadi lebih berat atau pun pulih.
Tes fungsi hati, seperti yang disampaikan
sebelumnya, mengukur enzim, protein dan unsur yang dihasilkan atau dilepaskan
oleh hati dan dipengaruhi oleh kerusakan hati. Beberapa dihasilkan oleh sel-sel
hati yang rusak dan beberapa mencerminkan kemampuan hati yang menurun dalam
melakukan satu atau beberapa fungsinya. Ketika dilakukan bersamaan, tes ini
memberikan dokter gambaran kondisi kesehatan hati, suatu indikasi keparahan
akan kerusakan hati, perubahan status hati dalam selang waktu tertentu, dan
merupakan batu loncatan untuk tes diagnosis selanjutnya.
Tes ini biasanya berisi beberapa
tes yang dilakukan bersamaan pada contoh darah yang diambil. Ini bisa
meliputi:
- Alanine Aminotransferase (ALT) — suatu enzim yang utamanya ditemukan di hati, paling baik untuk memeriksa hepatitis. Dulu disebut sebagai SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase). Enzim ini berada di dalam sel hati/hepatosit. Jika sel rusak, maka enzim ini akan dilepaskan ke dalam aliran darah.
- Alkaline Phosphatase (ALP) – suatu enzim yang terkait dengan saluran empedu; seringkali meningkat jika terjadi sumbatan.
- Aspartate Aminotransferase (AST) – enzim ditemukan di hati dan di beberapa tempat lain di tubuh seperti jantung dan otot. Dulu disebut sebagai SGOT (Serum Glutamic Oxoloacetic Transaminase), dilepaskan pada kerusakan sel-sel parenkim hati, umumnya meningkat pada infeksi akut.
- Bilirubin – biasanya dua tes bilirubin digunakan bersamaan (apalagi pada jaundice): Bilirubin total mengukur semua kadar bilirubin dalam darah; Bilirubin direk untuk mengukur bentuk yang terkonjugasi.
- Albumin – mengukur protein yang dibuat oleh hati dan memberitahukan apakah hati membuat protein ini dalam jumlah cukup atau tidak.
- Protein total – mengukur semua protein (termasuk albumin) dalam darah, termasuk antibodi guna memerangi infeksi.
Tergantung pada pertimbangan dokter,
beberapa tes tambahan mungkin diperlukan untuk melengkapi seperti GGT (gamma-glutamyl
transferase), LDH (lactic acid dehydrogenase) dan PT (prothrombine
time).
E.
MAKNA HASIL
TEST FUNGSI HATI
Hasil tes
fungsi hati bukanlah sebuah media diagnostik untuk kondisi spesifik; mereka
mengindikasikan bahwa terdapat kemungkinan ada suatu masalah pada hati.
Pada orang yang tidak memperlihatkan gejala atau tidak terindentifikasi
adanya faktor risiko, hasil tes fungsi hati yang abnormal bias mengindikasikan
adanya perlukaan hati sementara atau sesuatu yang terjadi di lokasi lain di
dalam tubuh seperti pada otot, pankreas atau jantung. Namun juga bisa menandakan
penyakit hati tahap awal dan memerlukan tes lebih lanjut dan / atau
pemantauan secara berkala.
Hasil-hasil
tes fungsi hati biasanya dievaluasi secara bersama-sama. Jadi beberapa set tes
dalam periode tertentu dilihat apakah memiliki pola tertentu. Setiap orang
akan memiliki sebuah set tes fungsi hati yang unik yang biasanya berubah-ubah
seiring berjalannya waktu. Seorang dokter mengamati kombinasi hasil-hasil
tes ini guna mendapatkan petunjuk tentang kondisi yang mendasarinya. Seringkali,
tes lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apa sebenarnya yang menyebabkan
penyakit dan / atau kerusakan hati tersebut.
Tabel berikut
menunjukkan beberapa kombinasi hasil yang mungkin ditemukan pada beberapa
tipe kondisi / penyakit hati tertentu.
Jenis Kondisi
|
Bilirubin
|
ALT & AST
|
ALP
|
Albumin
|
PT
|
Kerusakan hati akut (infeksi, racun, obat)
|
Normal atau meningkat biasanya setelah peningkatan
ALT & AST
|
Biasanya sangat meningkat; ALT umumnya lebih
tinggi daripada AST
|
Normal atau hanya meningkat sedikit
|
Normal
|
Biasanya normal
|
Penyakit hati kronis
|
Normal atau meningkat
|
Sedikit meningkat
|
Normal atau sedikit meningkat
|
Normal
|
Normal
|
Hepatitis alkoholik
|
Normal atau meningkat
|
AST biasanya dua kali kadar ALT
|
Normal atau lumayan meningkat
|
Normal
|
Normal
|
Sirosis
|
Bisa jadi meningkat tapi hanya pada kondisi yang
sudah berlanjut
|
AST biasanya lebih tinggi dari ALT, namun kadarnya
biasanya lebih rendah daripada penyakit alkoholik
|
Normal atau meningkat
|
Biasanya menurun
|
Biasanya memanjang
|
Obstruksi duktus biliaris, kolestasis
|
Normal atau meningkat; meningkat pada obstruksi
penuh
|
Normal hingga lumayan meningkat
|
Meningkat, sering lebih tinggi 4 kali dari nilai
normal
|
Biasanya normal, namun jika berlangsung kronis,
kadar dapat menurun
|
Biasanya normal
|
Kanker yang sudah menyebar ke hati (metastases)
|
Biasanya normal
|
Normal atau sedikit meningkat
|
Biasanya sangat meningkat
|
Normal
|
Normal
|
Kanker yang asli berasal dari hati (hepatoselular
karsinoma)
|
Mungkin meningkat, umumnya jika penyakit
progresif
|
AST lebih tinggi dari ALT, namun kadar lebih rendah
daripada penyakit alkoholik
|
Normal atau meningkat
|
Biasanya menurun
|
Biasanya memanjang
|
Autoimmune
|
Normal atau meningkat
|
Lumayan meningkat
|
Normal atau sedikit meningkat
|
Normal atau menurun
|
Normal
|
F. PERAWATAN
PENYAKIT
Perawatan untuk penyakit hati
termasuk:
- Istirahat di tempat tidur
- Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi
- Hindari obat-obatan yang tidak perlu
- Hindari alkohol
- Makan diet yang berimbang untuk penyakit hati
- Minum obat anti mual jika diperlukan
Perawatan
lanjutan tergantung dari tipe dan luasnya penyakit. Contohnya, merawat
hapatitis B, hepatitis C dan hepatitis D dapat melibatkan penggunaan obat-obatan
seperti obat-obatan anti virus (antiviral) alpha interferon. Obat-obat
lain yang digunakan untuk merawat penyakit hepatitis dapat termasuk ribavirin,
lamivudine, steroids, dan antibiotik-antibiotik.
Acute fulminant hepatitis dapat
menyebabkan gagal hati yang mengancam nyawa .Ini memerlukan tinggal di rumah
sakit dan perawatan untuk kelainan perdarahan, encephalopathy, dan
persoalan-persoalan nutrisi.
Biliary atresia mungkin
dirawat dengan suatu prosedur yang disebut Kasai surgery, suatu prosedur dimana
dokter operasi menggantikan saluran empedu dengan bagian dari usus halus bayi.
Hemochromatosis dirawat
dengan cara mengeluarkan 0,5 liter darah satu atau dua kali dalam seminggu
untuk beberapa bulan sampai satu tahun, tergantung dari keparahan kondisinya.
Ini akan menghabiskan secara efektif kelebihan zat besi.
Supplemen
vitamin dan mineral diberikan untuk mencegah komplikasi dari primary biliary
cirrhosis. Ini termasuk vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, dan
kalsium. Cholestyramine dapat juga diberikan untuk meringankan gatal-gatal.
Untuk merawat
Wilson's disease dokter dapat meresepkan obat trientine atau
penicillamine. Jika obat-obat ini tidak dapat ditoleransi oleh pasien, maka dia
mungkin diminta untuk minum obat zinc acetate.
G. CONTOH
HASIL LABORATORIUM HATI YANG NORMAL
· Eritrosit ( juta/µl ) : 4,0 – 4,9 (P), 4,5 – 5,5 (L)
· Haemoglobin ( g/dL ) : 12,0 – 16,0 (P), 13,0 – 18,0 (L),
· Hematokrit ( % ) : ,0 – 45,0 (P), 40,0 – 48,0 (L)
· Hitung jenis :
Ø Basofil ( % ) : 0,0 – 1,0
Ø Eosinofil ( % ) : 1,0 – 3,0
Ø Batang 1 ( % ) : 2,0 – 6,0
Ø Segmen 1 ( % ) : 50,0 – 70,0
Ø Limfosit ( % ) : 20,0 – 40,0
Ø Monosit ( % ) :2,0 – 8,0
·
LED ( mm ) : < 25 (P, usia< 50), < 30
(P, usia = 50) ,< 15 (L, usia< 50), < 20 (L, usia =50
·
Lekosit ( 103 / µl ) : 5,0 – 10,0
·
MCH/HER ( pg ) : 27,0 – 31,0
·
MCHC/KHER( g/dL ) : 32,0 – 36,0
·
MCV/VER( fl ) : 82,0 –, 92,0
·
Trombosit ( 103/μl ) : 150 – 400
Catatan :
1. Batang
dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadangkala dilaporkan persentase
neutrofil saja, dengan nilai rujukan, 50,0 – 75,0 %.
0 komentar:
Posting Komentar